RESENSI BUKU
Judul Buku : Lotus in The Mud
Penulis Buku : Annelie
Penerbit : Akad
Tanggal Terbit : Agustus, 2022
Jumlah Halaman : 496 halaman
ISBN : 978-623-5953-20-51
Sinopsis
Selalu akan ada kelebihan di dalam ketidaksempurnaan
Lotus in The Mud. Satu pepatah bilang, “Jika tidak ada lumpur, maka tidak akan ada bunga lotus yang tumbuh mekar dari dalam air”. Begitulah kehidupan. Setiap manusia membutuhkan perjuangan demi memekarkan bunga di dalam diri masing masing.
Audine dan Ocean, dua manusia rapuh yang sama-sama menghadapi hidup segelap lumpur. Si peri bunga manis, akhirnya tidak lagi terbang sendirian bersama sayapnya yang patah setelah dipertemukan dengan Ocean. Lelaki bernama samudra yang tanpa seorang pun tahu, justru tengah tenggelam di dalam lautnya sendiri
Mereka siap menjadi bukti dari satu pepatah itu, melalui cerita yang mereka tulis hingga halaman terakhir.
Tentang perjuangan, air mata, persahabatan, dan cinta.
Kelebihan
Buku Lotus in The Mud mengandung cerita yang bermakna dan ceritanya sendiri memiliki keterkaitan/relate terhadap kehidupan asli. Selain itu, buku ini juga mengandung banyak kutipan-kutipan yang cantik yang memiliki banyak makna. Banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari cerita ini, misal, perjuangan hidup.
Kekurangan
Perkembangan tokoh dalam novel ini cukup kurang, karakterisasinya tidak konsisten.
Kesimpulan
Buku ini sangat direkomendasikan, karena novel ini menceritakan tentang persahabatan, perjuangan, dan cinta. Novel ini mengajarkan kita supaya menerima setiap kekurangan yang ada dalam diri kita karena tidak ada manusia yang sempurna tetapi selalu ada kesempurnaan di dalam ketidaksempurnaan.
Analisis
Unsur intrinsik
Novel ini mengangkat perjuangan, persahabatan, dan cinta sebagai tema cerita Lotus in The Mud (terletak di bagian sinopsis)
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur maju
No | Latar waktu | Kutipan |
|---|
1. | Pagi | Pukul setengah delapan pagi. Masih terlalu pagi untuk Audine menyambut sapaan bunga di dalam toko bunga–biasanya toko bunga dibuka pukul sepuluh pagi. (hal 39) |
2. | Siang | Pukul sebelas siang. Papan pintu telah berubah menjadi open (hal 51) |
3. | Sore | Di antara sinar matahari sore yang menyorot hangat melewati jendela, mereka berdua duduk berhadapan. (hal 93) |
4. | Malam | Keesokan harinya. Pukul 8 malam. After work. (hal 256) |
No | Latar tempat | Kutipan |
1. | Toko bunga | Seorang lelaki berpenampilan maskulin memasuki toko bunga seraya melepas kacamata hitamnya. (hal 11) |
2. | Rumah | Rumah itu selalu terasa hangat. (hal 19) |
3. | Aquarium center | “Ke Aquarium Center, Audine mau liat ikan katanya.” lalu kedua lelaki itu tertawa. (hal 180) |
4. | Gedung agensi | Mobil telah berhenti di depan gedung agensi, mungkin sudah memakan waktu 15 menit dan orang di dalamnya tak kunjung turun. (hal 130) |
5. | laut/pantai | Ditemani matahari yang baru bergerak meninggi di ujung laut (hal 310) |
6. | Tea shop | “Au, your tea shop has been set up. We can start changing all the settings on the next month.” (hal 484) |
7. | Apartemen | Pintu kamar apartemennya tidak terkunci, Ocean bisa melihat jarak daun pintu yang terbuka setengah begitu ia keluar dari lift. (hal 111) |
8. | Mall | Pukul setengah 8 malam, mereka tiba di mall |
No | Latar suasana | Kutipan |
|---|
1. | Senang | "Sekarang." Audine menjawab.
Pita terputus bersamaan dengan suara tepuk tangan dan teriakan dari para kerabat yang sama-sama menjadi saksi hidup perjuangan Audine selama ini.
Bloomy Lotus Tea House, resmi dibuka. (hal 490) |
2. | Sedih | "Kakak, capek, ya?" tanya wanita itu bersama senyum hangatnya walau ia tahu putranya tidak akan bisa melihat. "Kalau capek, boleh nangis. Yang nggak boleh itu kalau Kakak nggak ngasih ruang untuk diri sendiri buat merasa capek. Kak Elvan boleh nangis sekarang, Bunda nggak akan bilang kalau Kakak lemah."
Tanpa berusaha untuk membohongi diri lebih jauh lagi, Ocean akhirnya mengeluarkan seluruh luapan emosi atas perasaan takut luar biasa dari dalam dirinya. Menangis tanpa malu, mengeluarkan suara isakan yang menggema di dalam bilik berpantul cahaya corak laut biru pada langit-langit kamar. Tidak ada kata yang bisa Ocean ucapkan selain, "Bunda... Aku takut...." (hal 304) |
3. | Mengharukan | "Audine, will you marry me?" Air mata Audine tumpah sepenuhnya, air mata murni yang menetes jatuh di atas suci laut biru. Tidak pernah sedikit pun Audine terpikir kalau Ocean akan melamarnya di antara buih laut yang berkejaran di atas hamparan biru.
Lelaki yang hampir empat tahun lalu mati-matian keluar dari rasa takut, kini dengan tulus memaafkan dan membiarkan laut menjadi saksi akan keajaiban baru yang tercipta. Audine mengangguk tanpa keraguan.
"I won't let you drown. Let's dive together, Ocean." Ia menarik napas dengan keyakinan penuh. Lalu tersenyum dengan bahagia. "Yes, I will." (hal 487) |
4. | Canggung | Temennya Ghea, ya?"
Satu suara memecahkan keheningan, membuat tubuhnya bergetar menerima kejutan. Audine memutar tubuh, mendapati Ocean yang ternyata tengah duduk di dalam mobil, menatap lurus ke arahnya dengan raut wajah polos, berbanding 180 derajat dari Audine (hal 45) |
No | Tokoh | Penokohan | Kutipan |
1. | Audine Prameswari | Sok kuat, perhatian, baik, pekerja keras | "Nggak perlu. Aku ini kan wanita kuat!" Audine melipat tangan di depan dada seraya membusungkan dada.
Aidan memutar bola mata. "Gue ralat, wanita sok kuat. Lo manusia paling sok kuat yang gue kenal." (hal 18) |
2. | Ocean Albevan | Baik,pengertian, penyayang | “Aku tau kamu bisa sendiri. Tapi aku nggak mau biarin kamu sendiri. Kamu punya aku, Au.” (hal 291) |
3. | Arunala | Egois, keras kepala, gengsian | "Nggak mau. Motor Ayah udah tua, dipakainya udah nggak enak," jawab Arunala. (hal 150) |
4. | Ghea | Jahil, baik, perhatian | "Au, Au, hiiiiii lucu banget Au, Au!" Kedua tangan Ghea terkepal, ia menggerak-gerakkan kepalan tangannya di depan dada, menggambarkan reaksi orang yang melihat kegemasan. "KAWIN!" (hal 114) |
5. | Aidan | Humoris, pengertian | Aidan meletakkan kedua telapak tangan- bertumpu di atas meja, kali ini seperti rentenir penagih utang. "Bagi duit! Anda membuat tempurung kepala saya dihantam oleh papan kayu yang mana benturannya dapat menimbulkan bulatan kecil di kepala!" (hal 15) |
6. | Dareen | Perhatian, pengertian, peduli | Secepat kilat Dareen berlari menghampiri Ocean dan merengkuh lelaki itu ke dalam dekapannya. (hal 320) |
7. | Aliesha | Ramah, ceria, baik, | Aliesha tersenyum, lebih tulus dari tawa-tawa menyahut sebelumnya. "Kak Au, thank you so much. Now, can we be friends?" Perempuan berambut hitam legam itu sama-sama menarik garis bibir. (hal 211) |
8. | Keenan | Humoris, perhatian | Keenan yang tidak kuat hanya memandangi temannya, melawan rasa panik dan berlari meninggalkan sesi pemotretan dirinya yang sedang berlangsung. (hal 319) |
9. | Edwin | Perhatian, baik | Edwin mengangguk. “Ayo, saya bantu cari.” (hal 133) |
10. | Noah | Perhatian, baik | Redupan matanya diikuti oleh sorot mata Noah yang tidak mengeluarkan sepatah kata dari tadi, tetapi menatap Ocean lebih dalam dibanding ketiga teman yang lain. Noah mengembuskan napas lega di dalam dada atas satu kalimat yang ia ucapkan pad Audine di pertemuan pertama. And you have to dive in to know that he's not completely fine. (hal 278) |
11. | Zayn | Perhatian, baik | "Van, lo nyadar nggak, dengan lo ngomong kayak gitu, secara nggak langsung lo udah berhasil keluar dari pikiran jelek lo." Sekarang Zayn yang memotong sesi bicara Ocean. "Seenggaknya secara mindset. Lo udah berhasil tanam mindset positif pada laut."
Ocean meneguk ludah, seperti tersontak oleh apa yang ia katakan. Zayn meneruskan, diikuti perhatian teman-temannya. (hal 278) |
Amanat yang terkandung dalam cerita ini adalah tidak ada orang yang sempurna namun ada kesempurnaan di dalam ketidaksempurnaan. Seperti pepatah Lotus in The Mud, setiap kesuksesan membutuhkan perjuangan jadi jangan pernah menyerah.
Novel ini menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa inggris.
No | Sudut pandang | Kutipan |
1. | Orang pertama | “Tolong lanjut pindahin pot-pot yang nggak kena sinar matahari ke luar, ya. Aku mau urus pesanan buket dulu.” (hal 11) |
2. | Orang kedua | “Kamu ingat kalau saya pernah ke sini empat hari yang lalu. Ternyata kamu juga ingat nama saya, ya?” (hal 12) |
3. | Orang ketiga | “Dia baru memimpin presentasi di depan kolega-kolega seniornya. She really did a great job for me! So, there’s no special occasion. Saya cuma mau kasih dia apresiasi, because she already pass this week very well.” (hal 12) |
Unsur ekstrinsik
Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu saling melengkapi, sama seperti Audine dan Ocean yang saling melengkapi satu sama lain
Seperti pepatah Lotus in The Mud, “Jika tidak ada lumpur, maka tidak akan afs bunga lotus yang mekar dari dalam air”. Setiap kesuksesan membutuhkan perjuangan, tidak ada yang instan maupun jalan yang mulus sebelum berjuang.
Comments
Post a Comment