Jacellyn - Teks Resensi Senyum Monalisa
Resensi Novel: Senyum Monalisa
Identitas buku
Judul buku : Senyum Monalisa
Genre : fiksi
Penulis : Alya Nabila
Penerbit : DAR! Mirzan
Alamat penerbit : Jln. Cinambo No.135 Kel. Cisaranten Wetan, Bandung 40294
Cetakan : ke-1 (Rajab 1440 H/ April 2019)
Jumlah halaman: 208
Ketebalan : 21 cm
ISBN : 978-602-420-785-4
Unsur intrinsik
Tokoh dan penokohan:
Alur: maju
Dari persiapan pelombaan hingga memenangkan perlombaan. Kemudian Mom dan Dad kembali bersatu, menjadi keluarga yang utuh.
Sudut pandang: orang ketiga serba tahu (hal 11-12)
Mona meletakkan tas sekolahnya di atas ranjang. Dia menggerai rambut cokelat pekatnya yang indah, kemudian menyim-pan jepit rambut yang tadi dikenakannya ke dalam kotak.
Sambil berdendang kecil, Mona melepas seluruh aksesori yang tadi dikenakannya di sekolah, seperti gelang kupu-kupu merah dan liontin ungu berbentuk bunga.
"Ehm ...." Terdengar suara Mona sambil menatap liontin itu lama sekali. Setelah itu, dia membukanya. Di dalamnya, tersimpan apik fotonya bersama Lisa.
Lisa adalah saudara kembar Mona. Mona dan Lisa sudah lama berpisah. Dulu, Mona dan Lisa tinggal bersama, dengan Mom dan Dad. Tetapi selang beberapa waktu, Mom dan Dad bercerai karena suatu masalah. Setelah itu, Dad membav Lisa pergi untuk tinggal bersamanya, sementara Mona tetap tinggal berdua bersama Mom. Hari-hari tanpa Lisa terasa sep bagi Mona. Mona tidak bisa bermain lagi bersama Lisa karena tempat mereka terpisahkan oleh jarak yang sangat jauh.
Mona benci karena Mom dan Dad bercerai. Ingin rasanya Mona memiliki keluarga yang lengkap, harmonis, dan penuh cinta. Mona ingin memiliki saudara yang bisa bermain dengannya, juga kasih sayang seorang ayah. Sayangnya, semua itu tak dapat lagi dirasakan Mona saat ini.
"Lisa..." ucap Mona pelan. Mata birunya menatap lekat-lekat foto saudara kembarnya yang tersimpan di dalam liontin miliknya.
Sebenarnya, Lisa juga memiliki liontin yang sama, namun hilang ketika liontin itu terjatuh dari lantai tiga rumah mereka ke dalam semak-semak dan tak pernah ditemukan lagi.
Kemudian, Mona melirik ke sebuah foto yang terpasang di dalam bingkai keemasan. Itu juga foto Mona dengan Lisa, foto ketika mereka berdua berada di pantai. Mona meraih bingkai foto tersebut. Hatinya berkata, "Andaikan Lisa masih ada di sini, pasti dia sedang bersenda gurau denganku. Rumah ini terasa sepi tanpa Lisa. Kapan waktu yang tepat untuk kembali bertemu dengannya?" Bingkai foto itu diletakkannya kembali.
Tema: kekeluargaan
Bahasa: Indonesia
Latar/setting:
Latar tempat
Latar Waktu
Latar Suasana
Amanat: Keluarga adalah hal yang terpenting, jagalah kerukunan dan keharmonisan keluarga.
Unsur ekstrinsik
Nilai sosial = membantu teman yang sedang kesusahan (hal 30)
Mona meringis-ringis kesakitan. Kakinya terkilir dan kini terasa sangat sakit. Beberapa teman Mona segera membantunya bangkit.
Nilai budaya = -
Nilai pendidikan = saling memaafkan (hal 72)
“Mona, aku berjanji tak akan jahat lagi padamu. Aku juga menyesal karena pertengkaran kemarin, kini Lolyta demam tinggi,” ujar Tivanna.
“Ya begitulah, Lisa tak bercerita padaku kalau dia habis bertengkar. Kalau begitu, aku minta maaf, ya. Lisa memang agak keras.”
“Iya, Mona, aku sudah memaafkannya, kok,” Tivanna tersenyum senang.
Nilai agama = -
Nilai moral = tidak boleh membully (hal 82)
“Nggak apa-apa, kok. Eh, Mona, maafkan aku, ya, selama ini aku jahat padamu.” Lolyta terlihat malu-malu.
Sinopsis
Buku ini menceritakan kisah si kembar Mona dan Lisa. Si kembar yang sudah lama berpisah sebab Mom dan Dad bercerai. Mona tinggal bersama Mom, dan Lisa tinggal bersama Dad.
Cerita ini diawali dengan sekolah Mona yang mengadakan acara resmi yang diadakan setahun sekali. Acara ini berupa ajang olahraga, karena merasa rindu dengan Lisa, Mona memilih mengikuti perlombaan basket. Olahraga kesukaan Lisa. Mona sangat merasa kesepian semenjak Lisa meninggalkan rumah. Tidak ada lagi yang menemaninya bermain dan bergurau. Suatu hari Lisa mengirim surat dan mengatakan akan mengunjungi Mona. Keesokan harinya, Mona seperti biasa bersekolah dan mulai berlatih basket untuk pertandingan nanti. Pada saat Latihan, Mona terjatuh dan terluka, sehingga ia dibawa ke rumah sakit. Tepat pada hari itu juga, Lisa tiba dan segera menghampiri Mona di rumah sakit. Setelah beberapa hari, Mona dan Lisa sudah bisa pulang ke rumah Mom. Mengingat kondisi kaki Mona yang masih perlu alat bantu untuk berjalan, Lisa akhirnya memilih untuk menggantikan Mona bersekolah. Mereka itu kembar identik, tentu saja wajahnya sangat mirip. Ketika Lisa menggantikan Mona, ia sempat bertengkar dengan teman-teman Mona yang menyebalkan. Namun, semua itu usai ketika Mona sudah dapat kembali bersekolah. Justru teman-teman yang menjahatinya, meminta maaf pada Mona, sehingga mereka berlatih bersama. Tepat di hari perlombaan, mereka berhasil meraih kejuaraan. Lisa turut menyemangati Mona dalam perlombaan tersebut, tetapi tiba-tiba saja Mom mendapatkan panggilan. Ternyata Dad kecelakaan, hal itu membuat Mom harus merawat Dad. Melihat keadaan tersebut tentu Mona dan Lisa sangat ingin Mom dan Dad kembali bersama. Dengan ide cermelang Mona dan Lisa, mereka berhasil membuat Dad dan Mom berjanji untuk berdamai. Akhirnya, mereka kembali bersama, mempunyai keluarga yang utuh dan harmonis.
Selain itu, buku ini juga menceritakan kisah persahabatan Clara dan Julia, serta Kattie yang tak berhenti mengusik mereka.
Keunggulan
Buku ini memiliki cerita yang seru dan mengajak pembaca untuk peduli kepada keluarga dan saudara. Menjadi salah satu buku terbaik KKPK dan beberapa kali menempati posisi best-seller. Menampilkan ilustrasi cover dan isi yang menarik. Buku ini sangat cocok dibaca anak-anak, karena mengajarkan nilai untuk peduli dan peka terhadap saudara dan keluarga. Mengajarkan kita untuk saling menyayangi dan menjaga kerukunan keluarga.
Kekurangan
Terdapat beberapa kesalahan penulisan kata, serta penempatan titik dan koma yang kurang efektif sehingga sedikit kebingungan dalam membacanya. Selain itu, pada beberapa awal paragraf marginnya kurang rapi.
Kesimpulan
Buku ini sangat cocok dibaca oleh anak-anak, karena mengajarkan kita untuk peduli dan sayang kepada keluarga kita. Betapa bahagianya memiliki keluarga yang utuh dan harmonis. Cerita yang mudah dipahami dan bermoral meski terdapat beberapa kesalahan penulisan.
Comments
Post a Comment