Jacellyn - Teks Resensi Senyum Monalisa

 Resensi Novel: Senyum Monalisa


  1. Identitas buku

Judul buku : Senyum Monalisa

Genre : fiksi

Penulis : Alya Nabila

Penerbit : DAR! Mirzan

Alamat penerbit : Jln. Cinambo No.135 Kel. Cisaranten Wetan, Bandung 40294

Cetakan : ke-1 (Rajab 1440 H/ April 2019)

Jumlah halaman: 208

Ketebalan : 21 cm

ISBN : 978-602-420-785-4


  1. Unsur intrinsik

    1. Tokoh dan penokohan: 


Mona 

Lembut, jujur

“Demi Tuhan, sebenarnya aku tak mau itu terjadi. Aku benci kebohongan,” jerit Mona. (hal 49)

“Lisa, sepertinya kamu harus menceritakan rencana penyamaranmu pada Mom. Bagaimana pun beliau harus tahu. Kamu pun harus menjelaskannya pada guru-guru di sekolahku,” terang Mona. (hal 57)

Lisa 

Tomboi, pemberani

“Jangan sekali-kali menghina lagi! Kamu tidak pantas berkata seperti itu karena kamu sendiri tidak jauh dari kata-kata yang tadi kamu ucapkan!” jerit Lisa. (hal 55)

Mom (Annie)

Cerewet

“Sudah, kalian berdua jangan membuatku haru begitu! Dark, kamu harus ingat satu hal bahwa kita sudah bercerai dan jangan karena aku merawatmu sekarang ini, kamu pikir aku masih mencintaimu. Sungguh, aku hanya menolongmu karena menurutku, menolong itu baik,” Mom berusaha tegas. (hal 97)

Dad (Dark)

Keras kepala

“Aku tak pernah salah paham denganmu dan jika pernah aku tak mau itu terjadi lagi!” (hal 97)

Magie

Baik, menghibur

“Jangan pikirkan lagi mereka! Anggap saja kata-kata itu tak penting,” hibur Magie. (hal 9)

Tivanna

Sombong, berani mengakui kesalahan

“Dengar! Nanti kamu akan sekelompok dengan kami. Menurutku, anak sepertimu tidak cocok sekali bermain basket,” tutur Tivanna. (hal 19)

“Mona, aku berjanji tak akan jahat lagi padamu. Aku juga menyesal karena pertengkaran kemarin, kini Lolyta demam tinggi,”  ujar Tivanna. (hal 72)

Lolyta

Sombong

“Mungkin keberhasilan belum berpihak padamu. Kecuali bila aku bisa mengancamnya untuk tidak sok jagoan,” Lolyta meletakkan botol minumnya. (hal 64)

Patricia

Sabar

“Yang sabar ya, Nona.” Patricia selesai membuka perban di kaki Mona. (hal 68)

Yunde

Optimis

“Kalau Nona giat berlatih, saya rasa Nona bisa mengikuti lomba itu dengan baik. Bukankah begitu?” Yunde menjelaskan. (hal 10)

Ghea

Baik, mendukung

“Iya, benar, Mona. Tidak salah lagi. Aku mendukung Mona,” kata Ghea lantang. (hal 27)

Bane

Baik, mendukung

“Menurutku, yang pantas jadi kapten itu Mona,” Bane mengajukan pilihannya. (hal 27)

Andrew

Baik, mendukung

“Ya, apa salahnya kita memilih Mona? Mencoba hal  yang baru itu, boleh, kan? Lagi pula, sepertinya Mona punya bakat dalam bidang basket,” sambung Andrew. (hal 28)

Erlin

Lincah 

“Huuuppp …!” Erlin mengambil bola dari tangan Lolyta. (hal 62)

Miss Selva

Perhatian

“Mona, kamu kenapa?” tanya Miss Selva heran. (hal 30)

Mr. Jai

Pengertian

“Sebenarnya tidak semudah itu, tetapi saya akan berusaha menjaga rahasia ini,” Mr. Jai membuka pintu ruangannya. (hal 61)


  1. Alur: maju

Dari persiapan pelombaan hingga memenangkan perlombaan. Kemudian Mom dan Dad kembali bersatu, menjadi keluarga yang utuh.


  1. Sudut pandang: orang ketiga serba tahu (hal 11-12)

Mona meletakkan tas sekolahnya di atas ranjang. Dia menggerai rambut cokelat pekatnya yang indah, kemudian menyim-pan jepit rambut yang tadi dikenakannya ke dalam kotak.

Sambil berdendang kecil, Mona melepas seluruh aksesori yang tadi dikenakannya di sekolah, seperti gelang kupu-kupu merah dan liontin ungu berbentuk bunga.

"Ehm ...." Terdengar suara Mona sambil menatap liontin itu lama sekali. Setelah itu, dia membukanya. Di dalamnya, tersimpan apik fotonya bersama Lisa.

Lisa adalah saudara kembar Mona. Mona dan Lisa sudah lama berpisah. Dulu, Mona dan Lisa tinggal bersama, dengan Mom dan Dad. Tetapi selang beberapa waktu, Mom dan Dad bercerai karena suatu masalah. Setelah itu, Dad membav Lisa pergi untuk tinggal bersamanya, sementara Mona tetap tinggal berdua bersama Mom. Hari-hari tanpa Lisa terasa sep bagi Mona. Mona tidak bisa bermain lagi bersama Lisa karena tempat mereka terpisahkan oleh jarak yang sangat jauh.

Mona benci karena Mom dan Dad bercerai. Ingin rasanya Mona memiliki keluarga yang lengkap, harmonis, dan penuh cinta. Mona ingin memiliki saudara yang bisa bermain dengannya, juga kasih sayang seorang ayah. Sayangnya, semua itu tak dapat lagi dirasakan Mona saat ini.

"Lisa..." ucap Mona pelan. Mata birunya menatap lekat-lekat foto saudara kembarnya yang tersimpan di dalam liontin miliknya.

Sebenarnya, Lisa juga memiliki liontin yang sama, namun hilang ketika liontin itu terjatuh dari lantai tiga rumah mereka ke dalam semak-semak dan tak pernah ditemukan lagi.

Kemudian, Mona melirik ke sebuah foto yang terpasang di dalam bingkai keemasan. Itu juga foto Mona dengan Lisa, foto ketika mereka berdua berada di pantai. Mona meraih bingkai foto tersebut. Hatinya berkata, "Andaikan Lisa masih ada di sini, pasti dia sedang bersenda gurau denganku. Rumah ini terasa sepi tanpa Lisa. Kapan waktu yang tepat untuk kembali bertemu dengannya?" Bingkai foto itu diletakkannya kembali.


  1. Tema: kekeluargaan

  2. Bahasa: Indonesia


  1. Latar/setting:

 Latar tempat 

UKS

Mr. Jai membawa Mona ke ruang UKS. (hal 30)

Royal Hospital

Kita segera menuju rumah sakit Royal Hospital. (hal 32)

Kelas V-3

Pelajaran di kelas V-3 usai, setiap anak merapikan buku-bukunya di loker masing-masing. (hal 8)

Sekolah

Sesampainya di sekolah, semuanya memerhatikan Lisa. (hal 51)

Rumah

Mona segera kembali ke rumah. (hal 73)

Kamar tidur

Mona meletakkan tas sekolahnya di atas ranjang. (hal 11)

Taman

Sesampainya di taman, Mona mulai bermain basket. (hal 75)

Lapangan sekolah

Lisa segera berlari menuju lapangan. (hal 60)

Santa Barbara

Lisa ingin datang ke Santa Barbara. (hal 35)

Toilet

Ketika tiba di toilet, Lisa berpapasan dengan Tivanna dan Lolyta. (hal 54)

Ruangan Mr. Jai

Di dalam ruangan Mr. Jai, Lisa menjelaskan semuanya. (hal 61)

Stadion FTV

Mona sudah bersiap untuk mengikuti perlombaan basket di Stadion FTV. (hal 81)

Stadion Galaxy

Tahun lalu, Fresh and Fit Child day diadakan di Stadion Galaxy. (hal 81)

Koridor rumah sakit

Keduanya segera bergandengan tangan menyusuri ruang tunggu dan juga beberapa ruangan perawatan hingga akhirnya mereka sampai ke atas. (hal 96)

Los Angeles

Lisa akan kembali ke Los Angeles dan akan kembali lagi lusa untuk menontonku. (hal 71)

St. Morin

Sekarang, Mom dan Dad sudah berangkat ke St. Morin untuk makan malam. (hal 107)

Gedung Marshello 6

Siang itu, di Gedung Marshello 6, diadakan upacara pernikahan Mom dan Dad. (hal 116)

Tempat parkir sekolah

Dengan gesit, dia mengendarai mobil meninggalkan tempat parkir sekolah Unerbridge yang luas. (hal 33)

Koridor sekolah

Lisa memikirkan penyamarannya sambil berjalan melewati koridor. (hal 59)

Taman Royal Hospital

Lisa menggandeng tangan Mona, menuruni anak tangga rumah sakit dan pergi ke taman Royal Hospital yang luas dan hijau. (hal 95)

Ruang tunggu

Lisa menduduki bangku di ruang tunggu. (hal 98)

Meja makan

Kedua saudara kembar itu berjalan beriringan menuju meja makan. (hal 67)

    

Latar Waktu

Pagi 

Hari ini, masih pagi dan udara terasa begitu segar. (hal 75)

Siang

Siang ini, Magie sangat cantik lho. (hal 117)

Fajar

Fajar telah menyingsing. Matahari sudah mulai muncul dan bersiap menduduki langit. (hal 36)

Malam

Besok malam, pukul tujuh. Bagaimana? (hal 106)

Besok

Keesokan harinya, semua hal berjalan seperti biasa. (hal 26)

Hari ini

Hari ini adalah waktunya mendaftarkan diri pada acara Fresh and Fit Child  Day. (hal 15)

Istirahat

Tiga pelajaran telah berlalu dan kini saatnya istirahat. (hal 53)

Sore

Kamu belum makan sejak tadi sore. (hal 34)

Hari Minggu

Hari minggu ini Mona libur sekolah, tetapi besok adalah Fresh and Fit Child Day. (hal 75)


Latar Suasana

Senang 

Rasanya, ini seperti mimpi bagi Mona. “Hidup Mona…!” sorak teman-teman Mona. Mona tak pernah sesenang ini. Apalagi di atas sana, Lisa beteriak-teriak untuknya. (hal 89)

Mengharukan 

Suasana di ruangan ini terasa mengharukan. “Mona, kamu sudah besar, Nak? Dad merindukanmu.” Mona merasa senang karena bisa berjumpa dengan Dad. (hal 97)

Panik

“Gawat … Mona, Lisa … Dad kecelakaan dan kini ada di Royal Hospital!” seru Mom beberapa detik kemudian. (hal 91)

Sedih

“Eh, Lisa …, aku cuma sedih menyaksikan pertengkaran Mom dan Dad. Tampaknya mereka berdua tak akan pernah berubah … selalu bertengkar,” jelas Mona. (hal 95)

Kesal

“Kamu menyebalkan, … huaaa …!” Lisa bangkit, kemudian dengan kesalnya mendorong Tivanna hingga menabrak tembok di belakangnya. (hal 55)

Marah 

Lisa melotot. Dia benar-benar marah mendengar perkataan Tivanna. (hal 55)

Menegangkan

Skor pun berubah menjadi 4-0. Kalau seperti ini terus, tim Mona bisa kalah. (hal 84)

berdamai

“Kami berjanji akan selalu damai dan antipermusuhan,” ucap Mom dan Dad serempak, lalu keduanya saling melingkarkan jari kelingking. (hal 114)

Bersemangat

Bahkan, saking bersemangatnya sampai-sampai ada anak yang tidak memerhatikan Pelajaran. (hal 15)

cemas

“Aku takut Mom mencemaskan kita berdua,” ucap Mona dengan cemas. (hal 96) 

khawatir

“Tapi, aku masih mengkhawatirkan keadaan tadi malam. Gimana kalau Mom dan Dad menghukum kita?” (hal 111)

Menggembirakan 

Senyum MonaLisa mengembang … betapa menggembirakannya hari ini. (hal 119)


  1. Amanat: Keluarga adalah hal yang terpenting, jagalah kerukunan dan keharmonisan keluarga.


  1. Unsur ekstrinsik

  • Nilai sosial = membantu teman yang sedang kesusahan (hal 30)

Mona meringis-ringis kesakitan. Kakinya terkilir dan kini terasa sangat sakit. Beberapa teman Mona segera membantunya bangkit.

  • Nilai budaya = -

  • Nilai pendidikan = saling memaafkan (hal 72)

“Mona, aku berjanji tak akan jahat lagi padamu. Aku juga menyesal karena pertengkaran kemarin, kini Lolyta demam tinggi,” ujar Tivanna.

“Ya begitulah, Lisa tak bercerita padaku kalau dia habis bertengkar. Kalau begitu, aku minta maaf, ya. Lisa memang agak keras.”

“Iya, Mona, aku sudah memaafkannya, kok,” Tivanna tersenyum senang.

  • Nilai agama = -

  • Nilai moral = tidak boleh membully (hal 82)

“Nggak apa-apa, kok. Eh, Mona, maafkan aku, ya, selama ini aku jahat padamu.” Lolyta terlihat malu-malu.


  1. Sinopsis

Buku ini menceritakan kisah si kembar Mona dan Lisa. Si kembar yang sudah lama berpisah sebab Mom dan Dad bercerai. Mona tinggal bersama Mom, dan Lisa tinggal bersama Dad. 

Cerita ini diawali dengan sekolah Mona yang mengadakan acara resmi yang diadakan setahun sekali. Acara ini berupa ajang olahraga, karena merasa rindu dengan Lisa, Mona memilih mengikuti perlombaan basket. Olahraga kesukaan Lisa. Mona sangat merasa kesepian semenjak Lisa meninggalkan rumah. Tidak ada lagi yang menemaninya bermain dan bergurau. Suatu hari Lisa mengirim surat dan mengatakan akan mengunjungi Mona. Keesokan harinya, Mona seperti biasa bersekolah dan mulai berlatih basket untuk pertandingan nanti. Pada saat Latihan, Mona terjatuh dan terluka, sehingga ia dibawa ke rumah sakit. Tepat pada hari itu juga, Lisa tiba dan segera menghampiri Mona di rumah sakit. Setelah beberapa hari, Mona dan Lisa sudah bisa pulang ke rumah Mom. Mengingat kondisi kaki Mona yang masih perlu alat bantu untuk berjalan, Lisa akhirnya memilih untuk menggantikan Mona bersekolah. Mereka itu kembar identik, tentu saja wajahnya sangat mirip. Ketika Lisa menggantikan Mona, ia sempat bertengkar dengan teman-teman Mona yang menyebalkan. Namun, semua itu usai ketika Mona sudah dapat kembali bersekolah. Justru teman-teman yang menjahatinya, meminta maaf pada Mona, sehingga mereka berlatih bersama. Tepat di hari  perlombaan, mereka berhasil meraih kejuaraan. Lisa turut menyemangati Mona dalam perlombaan tersebut, tetapi tiba-tiba saja Mom mendapatkan panggilan. Ternyata Dad kecelakaan, hal itu membuat Mom harus merawat Dad. Melihat keadaan tersebut tentu Mona dan Lisa sangat ingin Mom dan Dad kembali bersama. Dengan ide cermelang Mona dan Lisa, mereka berhasil membuat Dad dan Mom berjanji untuk berdamai. Akhirnya, mereka kembali bersama, mempunyai keluarga yang utuh dan harmonis.

Selain itu, buku ini juga menceritakan kisah persahabatan Clara dan Julia, serta Kattie yang tak berhenti mengusik mereka.


  1. Keunggulan

Buku ini memiliki cerita yang seru dan mengajak pembaca untuk peduli kepada keluarga dan saudara. Menjadi salah satu buku terbaik KKPK dan beberapa kali menempati posisi best-seller. Menampilkan ilustrasi cover dan isi yang menarik. Buku ini sangat cocok dibaca anak-anak, karena mengajarkan nilai untuk peduli dan peka terhadap saudara dan keluarga. Mengajarkan kita untuk saling menyayangi dan menjaga kerukunan keluarga.


  1. Kekurangan

Terdapat beberapa kesalahan penulisan kata, serta penempatan titik dan koma yang kurang efektif sehingga sedikit kebingungan dalam membacanya. Selain itu, pada beberapa awal paragraf marginnya kurang rapi. 


  1. Kesimpulan

Buku ini sangat cocok dibaca oleh anak-anak, karena mengajarkan kita untuk peduli dan sayang kepada keluarga kita. Betapa bahagianya memiliki keluarga yang utuh dan harmonis. Cerita yang mudah dipahami dan bermoral meski terdapat beberapa kesalahan penulisan.




Comments

Sedang Populer