Jolin Hwang - Teks Resensi Funiculi Funicula

 Resensi Novel: Funiculi Funicula

Januari 23, 2025                                                                                                                                            Jolin Hwang XI R2

1. Identitas buku

Judul buku                          : Funiculi Funicula, Before the coffee gets cold

Penulis                                : Toshikazu Kawaguchi

Penerbit                              : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Cetakan                              : ke- 24 (Mei 2024)

Tahun terbit                       : 2021

Ketebalan                           : 20 cm

Jumlah halaman                : 224 halaman

ISBN                                     : 9786020651927

2. Unsur intrinsik

Tokoh:

Fumiko 

Goro

Hirai

Kazu

Nagare

Fusagi

Kotake

Kei

Wanita bergaun putih 

Yasuo

Michiko

Miki

Watak:

Fumiko : - Pekerja keras : (Ia selalu terang-terangan dan jujur, dan semua orang mengagumi sifatnya yang pekerja keras.)(Halaman 50)

                - Ambisius :  (Fumiko memfokuskan diri kepada pekerjaannya.)(Halaman 8)

                - Pantang menyerah : (“Nah, sainganku sudah pergi. Sekarang aku hanya tinggal menunggu kursi itu kosong,” gumamnya.)(Halaman 40)

                - Agresif : (Kazu yang tidak nyaman dengan sikap Fumiko yang begitu agresif buru-buru menyelinap Kembali ke konter seakan mencari perlindungan.)(Halaman 25)

                - Buru-buru :     

(“Tolong kembalikan aku ke masa lalu!” katanya bahkan sebelum Kazu selesai mengucapkan selamat datang.)(Halaman 13)

  • Cerdas : (Fumiko cerdas dan cantik, tapi entah ia menyadarinya atau tidak.)(Halaman 8)

Goro : - Pekerja keras : (Melihat wajahnya yang kelelahan, sepertinya ia bahkan tidak tidur.)(Halaman 51)

            - Tidak percaya diri : (“Selama ini…. Selama ini aku selalu berpikir aku bukan pria yang pantas untukmu,” gumam Goro.)(Halaman 57)

            - Berani : (Goro mungkin melanggar peraturan karena meninggalkan pekerjaan tanpa izin. Namun ia membuktikan dirinya lebih berkomitmen terhadap tugas dan pemrograman yang lebih andal dibandingkan siapapun.)(Halaman 51)

            - Andal : (Ia insinyur luar biasa andal yang bekerja tanpa banyak bicara, dan menurut Fumiko, bisa diandalkan.)(Halaman 50)

            - Ambisius : (Goro mungkin yang termuda, tapi ia mampu bekerja lebih baik daripada siapa pun.)(Halaman 50)

Yaeko Hirai : - Tidak sabar : (“Jadi, dia lebih memilih pekerjaan?” Tanpa ragu dan tanpa menatap wajah Fumiko, Hirai langsung ke intinya.)(Halaman 11)

                        - Blak-blakan : (“Biar saja! Memang sebaiknya diungkapkan saja, kan?” Lalu Hirai tertawa  terbahak-bahak.)(Halaman 19)

                       - Tegar : (Walau begitu, aku tetap harus berusaha keliatan tegar, kan?”)(Halaman 140)

                       - Berjiwa bebas : (Namun rupanya, orangtuanya tak paham betul karakter Hirai, terutama jiwa bebasnya.)(Halaman 147)

                       - Mudah mengeluh : (“Oh, capeknya!” Hirai mengeluh sambal berjalan menyeret kaki.)(Halaman 133)

                       - Baik : (“Aku bahkan tidak pernah sekali pun menemuinya. Sekarang dia sudah pergi.”)(Halaman 141)

                       - Acuh tak acuh : (Ia sempat berpapasan dengan ibunya, tapi mereka tak saling menyapa.)(Halaman 139)

Kazu : - Kurang suka bergaul : (Ia kurang suka bergaul. Temannya pun sedikit.)(Halaman 11)

            - Tenang : (Mungkin karena mendengar teriakan itu, dengan tenang Kazu keluar dari dapur.)(Halaman 31)

            - Baik : (“Masa depan belum tiba, jadi, semua tergantung padamu,” ia menjawab sambil tersenyum untuk pertama kalinya.)(Halaman 60)

            - Pekerja keras : (Ia bekerja sambil kuliah di institut kesenian.)(Halaman 11)

            - Memiliki pendirian : (Meski begitu, hal itu sama sekali tidak menjadi masalah bagi Kazu.)(Halaman 11)

Nagare : - Lembut : (Nagare berdiri di depan pria yang membuka majalah. “Fusagi,” sapanya lembut.)(Halaman 20)

                - Sopan : (Nagare mengangguk sopan. “Halo,” sapanya.)(Halaman 21)

                - Perhatian : (“Orangtuamu pasti sangat terpukul oleh kepergian adikmu. Mungkin sebaiknya kau menemani mereka untuk sementara waktu?”)(Halaman 135)

Fusagi : - Tenang : (Ketika Kotake mengatakan bahwa si wanita bergaun putih sepertinya tidak akan ke toilet hari ini, Fusagi hanya setuju bahwa sepertinya memang begitu.)(Halaman 38)

            - Pantang menyerah : (“A-apa?” seru Fumiko, terkejut mengetahui Fusagi juga sedang menunggu wanita itu untuk beranjak dari kursinya untuk ke toilet.)(Halaman 36)

            - Blak-blakkan : (“Masa suami-istri yang sudah lama menikah seperti kita masih harus selalu duduk bersama?” Fusagi menanggapi dengan agak kesal sambil mengernyit.)(Halaman 101)

             - Datar : (“Ah, jadi kau disini rupanya?” ujar Fusagi datar.)(Halaman 99)

             - Ceroboh : (Sepertinya ia lupa membawa dompet.)(Halaman 39)

Kotake : - Lembut : (“Sayang…” Kotake memanggil Fusagi yang tampak murung.)(Halaman 105)

                - Semangat : (“Bukankah kau punya sesuatu untukku?” Kotake mulai bersemangat.)(Halaman 101) 

                - Baik : (“Malang sekali dia…” Kotake menatap kopinya dalam-dalam.)(Halaman 130)

                - Sentimental : (“Benar. Kita kan suami-istri,” Kotake berkata sambil tersenyum. Ia bahagia mendengar kata “suami-istri” terucap dari mulut Fusagi.)(Halaman 101)

Kei :  - Ramah : (Namun Kei yang ramah dan riang selalu tersenyum seburuk apapun kondisinya.)(Halaman 22)

         - Terpercaya : (“Mmm… Bisakah kau memberikan ini kepada kakakku?” Wanita itu menyerahkan amplop dengan kedua tangan kepada Kei.)(Halaman 63)

         - Perhatian : (“Tentu saja.” Kei pun bergegas ke dapur untuk mengambil air.)(Halaman 133)

         - Polos : (Hirai memahami sifat Kei yang cenderung polos.)(Halaman 68)

         - Ceria : (Kei adalah pribadi yang ceria.)(Halaman 121)

Kumi Hirai : - Pantang menyerah : (“Mungkin ia tidak akan membacanya, tapi tolong berikan surat ini kepadanya.” Kumi memohon sambil membungkuk dalam-dalam.)(Halaman 63)

                      - Pekerja keras dan gigih : (“Ah, dia pasti baik-baik saja. Adikku pekerja keras dan gigih.”)(Halaman 23)

                      - Rajin : (Kumi adik yang rajin dan penurut.)(Halaman 141)

                      - Penurut : (Kumi adik yang rajin dan penurut.)(Halaman 141)

                      - Agresif  : (Sejak itulah Kumi mulai agresif membujuk Hirai untuk pulang.)(Halaman 141)

Miki : - Baik : (“Aku sangat bersyukur telah dilahirkan.”)(Halaman 220)

Wanita bergaun putih : - Acuh tak acuh : (Wanita itu tidak mengacuhkannya, bergeming sedikit pun tidak.)(Halaman 143)

  • Agresif : (Tepat saat itu, si wanita bergaun putih membelalak dan memelototi Hirai.)(Halaman 143)

Yasuo: - Acuh tak acuh : (Tak ada jawaban. Yasuo tetap memunggunginya.)(Halaman 139)

Michiko: - Acuh tak acuh : (Ia sempat berpapasan dengan ibunya, tapi mereka tak saling menyapa.)(Halaman 139)

Alur                                 : Maju mundur

Sudut pandang             : Ketiga

Tema                              : Kehidupan

Bahasa                           : Bahasa Indonesia

Latar/setting                 :

  • Tempat : - Kafe :  

(Tak ada pendingin ruangan di kafe ini.)(Halaman 61)

                 - Dapur :

                 (Hirai memberikan isyarat kepada Nagare yang mengintip dari dapur agar ia segera keluar.)(Halaman 21)

                 - Konter:

(“Nagare menuju konter sambal melirik sekilas Fumiko yang menelungkup di meja, lalu mengambil gelas dari lemari dan mengeluarkan sekotak jus jeruk dari kulkas di bawah konter.)(Halaman 21)

                 - Tokyo : (Perjalanan dari Tokyo itu ditempuh dalam waktu lima jam.)(Halaman 137)

                 - Penginapan : (Dari penginapan, ia menyusuri jalanan berkerikil menuju rumah orangtuanya.)(Halaman 137)

                 - Rumah : (Rumah tinggal orangtuanya persis berada di belakang Takakura.)(Halaman 137)

                 - Taksi : (Akhirnya, taksi berhenti tepat di depan Takakura, penginapan sekaligus rumah tempat Hirai dilahirkan.)(Halaman 137)

                 - festival : (Selama berlangsungnya festival tersebut, Takakura yang berjarak beberapa menit dengan taksi dari Stasiun Sendai pun sangat sibuk.)(Halaman 131)


  • Waktu : - Minggu lalu : (Kini tujuan utamanya hanyalah kembali ke minggu lalu.)(Halaman 26)

               - Musim semi 2 tahun lalu : (Fumiko bertemu Goro pada Musim semi dua tahun lalu.)(Halaman 49)

               - Empat belas tahun lebih awal : (Itu berarti, kafe ini telah memulai segalanya empat belas tahun lebih awal dibandingkan yang lain.)(Halaman 61)

               - Masa lalu :

(”Tolong kembalikan aku ke masa lalu!” katanya bahkan sebelum Kazu selesai                mengucapkan selamat datang.)(Halaman 13)

               - Pukul 20.00 : (“Kamu tutup pukul 20.00, tapi kalau kau menunggu, silakan.)(Halaman 34)

               - Tanggal 6 sampai 8 Agustus: (Festival Tanabata Sendai digelar dari tanggal 6 sampai 8 Agustus, yang berarti sebentar lagi berbagai hiasan bambu akan mulai dipersiapkan disepanjang pertokoan dekat stasiun.)(Halaman 131)

               - Tahun 1874 : (Kafe ini didirikan pada tahun 1874, masa ketika lampu minyak digunakan di mana-mana.)(Halaman 61)

               - Siang atau malam : (“Oh ya, baginya tidak ada siang atau malam.”)(Halaman 34)

               - Tiga hari lalu : (Itu surat yang ditulis Kumi tiga hari lalu.)(Halaman 141)

               - Dua hari lalu : (Namun dua hari lalu, pagi-pagi sekali, nomor telepon rumahnya muncul di layar ponsel.)(Halaman 136)

               - Tiga belas tahun lalu : (Semua tampak sama seperti tiga belas tahun lalu, seolah waktu telah berhenti.)(Halaman 137)

               - Musim panas : (Meski masih awal musim, suhu di luar segera pertengahan musim panas.)(Halaman 62)

               - Malam hari : (Pada malam hari, beberapa pelanggannya akan mengantre di depan bar.)(Halaman 129)

               - Masa depan : (Karena peraturan itu pula, Kazu tak pernah peduli siapa yang datang dari masa depan dan apa tujuannya.)(Halaman 126)

              - Beberapa tahun lalu : (Beberapa tahun lalu, kafe ini menjadi terkenal karena dikabarkan bisa membawa orang kembali ke masa lalu.)(Halaman 12)


*Novel menceritakan cerita yang berbasis waktu maka terdapat sangatlah banyak latar keterangan waktu yang sulit untuk didata semua *

  • Suasana: - Menegangkan : (Lampu-lampu berkedip, meredup bak cahaya lilin, lalu semua menjadi gelap.)(Halaman 30)

                 - Menyeramkan : (Si Wanita bergaun putih masih memelototinya dengan ekspresi menakutkan.)(Halaman 31)

                 - Semangat : (“Terima kasih!” Hirai berkata sambil bergegas menuju kursi itu.)(Halaman 146)

                 - Canggung : (Dengan canggung Fusagi membereskan majalah, buku catatan, pensil, dan amplop di meja, lalu pergi ke kasir sambil membawa jaketnya yang berkerah wol-yang sering dipakai pekerja konstruksi.)(Halaman 39)

                 - Bahagia : (Namun, semua orang di kafe itu tahu ia menangis karena bahagia.)(Halaman 222)

                 - Hening : (Sementara itu, Kazu hanya memasang ekspresi datar, mengabaikan pertanyaan Fumiko soal apakah hantu juga butuh ke toilet.)(Halaman 33)

                 - Mengharukan : (“Miki…” Dengan air mata masih mengalir, Kei memberikan senyum termanisnya untuk Miki.)(Halaman 222)

                 - Ramai : (Suasana kota sangat ramai, sibuk dengan persiapan Tanabata.)(Halaman 139)

                 - Berduka : (Ia mungkin akan sangat berduka selama beberapa waktu untuk meratapi kepergian orang yang dicintainya.)(Halaman 140)

                 - Menyedihkan : (Baru kali ini Kotake melihat suaminya begitu tertekan. Rasanya sungguh menyedihkan.)(Halaman 105)

                 - Panik : (Ia mencari dompetnya berulang kali, tapi tetap tidak ketemu. Fusagi tampak hendak menangis.)(Halaman 39)

Amanat                        : Kenyataan tak akan berubah bagi mereka yang kembali ke masa lalu, namun akan menyadarkan dan menguatkan mereka sendiri. Dengan kekuatan hati cukup untuk membuat seseorang mampu untuk menghadapi setiap tantangan dan keadaan tak peduli betapa pahitnya keadaan tersebut. Meskipun kenyataan tak akan berubah bagi mereka yang telah kembali ke masa lalu, asalkan masih ada hati yang tergerak untuk berubah, itulah yang membuat sesuatu menjadi istimewa.

3. Unsur ekstrinsik :

  • Nilai sosial : Mengajari kita untuk lebih perhatian dan peduli terhadap orang-orang disekitar kita, serta lebih berhati-hati dalam perilaku kita.

  • Nilai Pendidikan : Kenyataan tetap tak akan berubah meskipun kita Kembali ke masa lalu tetapi menyadarkan dan menggerakkan hati kita untuk menjadi lebih baik.

4. Sinopsis :

Di sebuah gang kecil di Tokyo, ada kafe tua yang bisa membawa pengunjungnya menjelajahi waktu. Keajaiban kafe itu menarik seorang wanita yang ingin memutar waktu untuk berbaikan dengan kekasihnya, seorang yang ingin membaca surat yang tak sempat diberikan suaminya yang sakit, seorang kakak yang ingin menemui adiknya untuk terakhir kali, dan seorang ibu yang ingin bertemu dengan anak yang mungkin takkan pernah dikenalnya. 

Namun ada banyak peraturan yang harus diingat. Satu, mereka harus tetap duduk dikursi yang telah ditentukan. Dua, apapun yang mereka lakukan di masa yang didatangi takkan mengubah kenyataan di masa kini. Tiga, mereka harus menghabiskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi itu dingin.

Rentetan peraturan lainnya tak menghentikan orang-orang itu untuk menjelajahi waktu. Akan tetapi, jika kepergian mereka tak mengubah satu hal pun dimasa kini, layakkah semua itu dijalani?

5. Kelebihan

- Buku menggunakan kertas yang halus dengan warna yang nyaman untuk dibaca

- Cover buku menarik, rapi, dan sesuai dengan isi cerita

- Isi buku dicetak dan ditata dengan rapi

- Cerita mudah dipahami karena bertema kehidupan

- Cerita menarik karena dapat memainkan emosi dan memberi kita berbagai perasaan dari senang,        menegangkan, hingga mengharukan

- Cerita dapat memotivasi kita menuju jenjang yang positif

6. Kekurangan

- Terdapat beberapa bagian yang membingungkan karena menggunakan alur maju mundur

- Terdapat beberapa bagian yang bersifat bertele-tele

7. Kesimpulan

Pada akhirnya meskipun kita kembali ke masa lalu, kenyataan tetap tidak akan berubah. Melainkan akan merubah dan menggerakkan hati kita untuk sadar dan menjadi lebih baik lagi kedepannya dan itulah yang membuatnya menjadi istimewa. Novel ini menghadirkan suasana yang naik turun dan dapat membuat kita merasakan berbagai perasaan mulai dari penasaran, bahagia, hingga emosional. Novel ini telah menghadirkan berbagai informasi tentang sejarah Jepang yang dapat membuka wawasan kita terhadap negara Jepang. Serta, novel ini juga telah berhasil menyadarkan dan mengajarkan kita tentang arti-arti dan makna-makna dalam pada kehidupan yang dapat memberi motivasi kepada kita untuk menjadi lebih baik sama seperti karakter-karakter yang ada dalam novel Funiculi Funicula.


Comments

Sedang Populer